Eks Bos AFF Ragukan Masa Depan Timnas Indonesia: Harus Ada Perubahan Drastis

Eks Bos AFF Ragukan Masa Depan Timnas Indonesia: Harus Ada Perubahan Drastis
Sumber: CNNIndonesia.com

Mantan Wakil Presiden AFF, Duong Vu Lam, baru-baru ini melontarkan pernyataan yang cukup mengejutkan terkait masa depan Timnas Indonesia dan Malaysia. Ia mempertanyakan keberlanjutan kesuksesan kedua tim nasional tersebut, yang tengah gencar melakukan naturalisasi pemain, mulai dari kelompok umur hingga tim senior.

Kekhawatiran Duong Vu Lam berpusat pada ketergantungan kedua negara pada figur-figur kunci dan skema naturalisasi. Ia menyorot peran Erick Thohir di PSSI dan Tunku Ismail di sepak bola Malaysia sebagai faktor kunci keberhasilan program naturalisasi saat ini.

Duong mempertanyakan, “Suatu hari nanti, Erick Thohir dan Tunku Ismail tidak akan lagi memimpin sepak bola di Indonesia dan Malaysia. Apa yang akan terjadi dengan tim nasional mereka?” Pernyataan ini diungkapkannya melalui wawancara dengan New Straits Times.

Keberlanjutan Program Naturalisasi

Lebih lanjut, Duong Vu Lam juga mengkhawatirkan aspek keberlanjutan program naturalisasi itu sendiri. Ia mengatakan, “Pemain naturalisasi tidak akan datang lagi karena tidak ada yang akan membayar mereka, dan pemain lokal tidak memiliki penerus yang bagus. Seperti apa masa depan sepak bola mereka?”

Menurutnya, ketergantungan pada pemain naturalisasi tanpa diimbangi dengan pembangunan struktur sepak bola nasional yang kuat, berpotensi menimbulkan masalah besar di masa depan. Hal ini menjadi catatan penting bagi kedua negara yang tengah berlomba meningkatkan prestasi sepak bolanya.

Peran Tokoh Kunci dan Kekayaan Sumber Daya

Duong mengakui peran penting Erick Thohir dan Tunku Ismail dalam program naturalisasi. Ia menyebut, “Presiden PSSI adalah seorang miliarder, mantan presiden Inter Milan. Sementara orang yang mendukung kebijakan naturalisasi Malaysia adalah Tunku Ismail. Dia seorang pangeran dan pernah bernegosiasi untuk membeli Valencia. Keduanya memiliki kekayaan yang sangat besar dan koneksi yang kuat di dunia sepak bola.”

Namun, keberhasilan yang didapat saat ini bergantung pada figur-figur tersebut. Apabila keduanya tidak lagi terlibat dalam sepak bola Indonesia dan Malaysia, program naturalisasi dan kinerja tim nasional berpotensi mengalami penurunan drastis.

Perlunya Strategi Jangka Panjang

Pernyataan Duong Vu Lam menjadi pengingat penting bagi Indonesia dan Malaysia untuk membangun strategi jangka panjang dalam pengembangan sepak bola nasional. Bukan hanya bergantung pada program naturalisasi dan figur kunci, tetapi juga membangun fondasi yang kuat dari pemain lokal melalui pembinaan usia dini yang sistematis dan berkelanjutan.

Investasi dalam infrastruktur, pelatihan pelatih berkualitas, dan pengembangan liga domestik yang kompetitif merupakan hal krusial untuk memastikan keberlangsungan prestasi sepak bola kedua negara tersebut di masa mendatang. Ketergantungan pada pemain naturalisasi semata, tanpa struktur sepak bola yang kuat, hanya akan menjadi solusi sementara.

Kesimpulannya, pernyataan Duong Vu Lam mengarahkan perhatian pada pentingnya strategi pembangunan sepak bola yang berkelanjutan dan tidak bergantung pada faktor sesaat. Indonesia dan Malaysia perlu membangun fondasi yang kuat, agar prestasi sepak bola tidak hanya bergantung pada figur-figur tertentu atau program naturalisasi semata.

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *