Banjir kembali menerjang sejumlah wilayah di Jakarta pada Selasa, 8 Juli 2025. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta pukul 09.00 WIB, sebanyak 67 RT terendam banjir.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, mengungkapkan hal tersebut dalam keterangan tertulis. BPBD terus berupaya mengatasi genangan dengan mengerahkan berbagai alat dan personel.
Luapan Kali Ciliwung dan Kali Angke Jadi Penyebab Utama
Banjir terparah terjadi di Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur. Air mencapai ketinggian 160 sentimeter akibat luapan Kali Ciliwung.
Wilayah lain yang terdampak parah di Jakarta Timur meliputi Bidara Cina, Kampung Melayu, dan Pela Mampang. Genangan juga terjadi di beberapa wilayah Jakarta Barat, seperti Duri Kosambi, Rawa Buaya, dan Kedaung Kali Angke dengan ketinggian hingga 80 cm.
Di Jakarta Barat, luapan Kali Angke, Kali Semanan, dan Kali Cengkareng menjadi penyebab utama genangan. BPBD DKI Jakarta menargetkan genangan surut dengan cepat.
Detail Wilayah Terdampak Banjir di Jakarta
BPBD DKI Jakarta merinci wilayah terdampak banjir berdasarkan jumlah RT yang terendam dan ketinggian air.
Data ini memberikan gambaran sebaran banjir di Jakarta dan membantu dalam penanggulangan bencana.
Jakarta Barat
Sebanyak 12 RT di Jakarta Barat terdampak, tersebar di beberapa kelurahan.
- Kelurahan Duri Kosambi: 1 RT (40 cm, luapan Kali Angke).
- Kelurahan Kedaung Kali Angke: 4 RT (30 cm, curah hujan tinggi dan luapan Kali Cengkareng).
- Kelurahan Rawa Buaya: 3 RT (30-80 cm, curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke).
- Kelurahan Semanan: 1 RT (30 cm, curah hujan tinggi dan luapan Kali Semanan).
- Kelurahan Joglo: 1 RT (30 cm, curah hujan tinggi dan luapan Kali Gebyuran).
- Kelurahan Kembangan Selatan: 1 RT (40 cm, luapan Kali Angke).
- Kelurahan Kembangan Utara: 1 RT (60 cm, curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke).
Jakarta Selatan
Di Jakarta Selatan, 23 RT terendam banjir dengan ketinggian bervariasi.
- Kelurahan Bangka: 2 RT (80 cm, curah hujan tinggi dan luapan Kali Mampang).
- Kelurahan Kuningan Barat: 6 RT (30-50 cm, curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut).
- Kelurahan Pela Mampang: 9 RT (60 cm, curah hujan tinggi dan luapan Kali Mampang).
- Kelurahan Rawa Jati: 3 RT (30 cm, luapan Kali Ciliwung).
- Kelurahan Jati Padang: 3 RT (70 cm, curah hujan tinggi dan luapan PHB Gg. Saiman).
Jakarta Timur dan Jakarta Utara
Jakarta Timur mencatat 30 RT terdampak banjir, dengan Kelurahan Cililitan mengalami banjir terparah.
Sementara itu, Jakarta Utara hanya mencatat 2 RT terendam banjir di Kelurahan Kapuk Muara (65 cm, curah hujan tinggi dan rob).
- Kelurahan Bidara Cina: 14 RT (80 cm, luapan Kali Ciliwung).
- Kelurahan Kampung Melayu: 4 RT (60 cm, luapan Kali Ciliwung).
- Kelurahan Balekambang: 2 RT (30 cm, curah hujan tinggi).
- Kelurahan Cawang: 7 RT (50-70 cm, luapan Kali Ciliwung).
- Kelurahan Cililitan: 3 RT (160 cm, luapan Kali Ciliwung).
- Kelurahan Kapuk Muara (Jakarta Utara): 2 RT (65 cm, curah hujan tinggi dan rob).
Pengungsian dan Jalan Tergenang
Warga terdampak mengungsi ke sejumlah tempat ibadah. Beberapa lokasi pengungsian diantaranya Masjid Al Ridwan, Musholla Sabili, Masjid Al Mujahidin, dan beberapa musholla lainnya.
Selain permukiman, beberapa ruas jalan utama juga tergenang, termasuk Jalan Adi Karya, Jalan Bojong Indah Raya, dan Jalan Raya Daan Mogot KM 11.
BPBD DKI Jakarta mengimbau warga tetap waspada karena potensi banjir masih ada hingga 13 Juli 2025 akibat pasang maksimum air laut. Layanan darurat 112 tersedia 24 jam non-stop.
Kejadian banjir ini sekali lagi menyoroti pentingnya sistem drainase yang memadai dan antisipasi dini terhadap potensi bencana alam di Jakarta. Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sangat krusial dalam mengurangi dampak banjir di masa mendatang.